4 Karakter Nabi Muhammad SAW dalam Berbisnis Karakter Nabi Muhammad SAW dalam Berbisnis
Jumat, 28 Mei 2021, 11:01:48 WIB / By Administrator
4 Karakter Nabi Muhammad SAW dalam Berbisnis
1.Shiddiq
yakni benar dan tidak pernah menyembunyikan barang dagangan yang cacat
2. Amanah
tepercaya baik dari pemilik barang maupun pelanggan.
3. Fathanah
cerdas atau pandai menghasilkan dan melihat peluang keuntungan tanpa menipu
4. Tabligh atau menyampaikan memiliki kemampuan negosiasi, membangun komunikasi dan reputasi yang baik
Berdaganglah kamu, sebab lebih dari sepuluh bagian penghidupan, sembilan di antaranya dihasilkan dari berdagang.” Alquran juga memberikan motivasi bagi umat Islam untuk berdagang seperti yang diterangkan dalam surah al-Baqarah (2) ayat 198: Bukan suatu dosa bagimu mencari karunia (rezeki hasil perniagaan) dari Tuhanmu”
Setidaknya ada 7 Jejak Bisnis Nabi Muhammad SAW yang bisa diteladani. Berikut ini seperti diukutip dari buku Bisnis Rasulullah, Malahayati S Psi, Great Publisher, Jakarta, Jumat (24/4/2020).
1. Keberanian untuk memilih pekerjaan sebagai wirausaha/pedagang di usia muda.
2. Pernah mengikuti pamanannya berdagang ke Syiria pada usia anak-anak.
3. Pada saat belum memiliki modal, beliau menjadi manajer perdagangan para investor (shahibul maal) dengan sistem bagi hasil. Seorang investor besar Makkah, Khadijah, mengangkatnya sebagai manajer dan pemimpin ekspedisi ke pusat perdagangan Habshah di Yaman. Dalam ekspedisi ini, Khadijah mendapat keuntungan besar dari seluruh barang dagang miliknya.
4. Empat kali memimpin ekspedisi perdagangan untuk Khadijah ke Syiria, Jorash dan Bahrain di sebelah timur Semenanjung Arab.
5. Total ekspedisi dagang besar yang pernah dilakukan pada masa mudanya adalah enam kali.
6. Pebisnis besar yang terkenal dari Yaman, Syiria, Basrah, Iraq, Yordania, hingga kota-kota perdagangan di Jazirah Arab.
7. Lebih dari 20 tahun berkiprah di bidang perdagangan.
Nabi Muhammad SAW sewaktu kecil adalah seorang yatim. Ayahnya Abdullah, meninggal dunia ketika Beliau lahir. Rasulullah hanya bisa menikmati kasih sayang seorang Ibu tak seberapa lama. Sebab, Aminah sang Ibu juga meninggal ketika Nabi berusia 6 tahun.
Ketiadaan orangtua dalam kehidupan beliau membuat Nabi Muhammad kecil mau tak mau menjadi orang yang mandiri. Inilah cara Allah SWT untuk mendidik Nabi menjadi pribadi yang tidak suka bergantung pada kemurahan hati orang lain.
Maka, meski tak mendapatkan kasih sayang laiknya anak-anak lain, Muhammad kecil tetap tegar dan menjalani hidup dengan baik. Sebab, cinta Allah SWT adalah yang paling agung di antara cinta makhluk manapun di dunia ini.